Menurut mantan Menteri
dan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Armida Alisjahbana,
kemajuan teknologi di Indonesia masih rendah. Ada beberapa indikator
yang membuktikan rendahnya tingkat teknologi di Indonesia, seperti
kurangnya kontribusi ilmu pengetahuan dan teknologi di sektor industri,
sinergi kebijakan masih lemah, dan sedikitnya jumlah ilmuwan di
Indonesia.
Berdasarkan data United Nation for Development Program (UNDP) pada tahun
2013, indeks pencapaian teknologi Indonesia berada pada urutan ke-60
dari 72 negara. Ukurannya berdasarkan kepada penciptaan teknologi yang
dilihat dari perolehan hak paten dan royalti atas karya dan penemuan
teknologi, difusi inovasi teknologi mutakhir yng diukur dari jumlah
pengguna internet dan besaran sumbangan ekspor teknologi terhadap barang
ekspor, difusi inovasi teknologi lama yang dilihat dari jumlah pengguna
telepon dan pemakai listrik, tingkat pendidikan penduduk berdasarkan
rata-rata lama sekolah penduduk usia 15 tahun ke atas, dan angka
partisipasi kasr penduduk yang menempuh pendidikan tinggi di bidang
iptek.
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/vanessams/perkembangan-teknologi-di-indonesia_55547634b67e615e14ba545b
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/vanessams/perkembangan-teknologi-di-indonesia_55547634b67e615e14ba545b
Menurut mantan Menteri
dan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Armida Alisjahbana,
kemajuan teknologi di Indonesia masih rendah. Ada beberapa indikator
yang membuktikan rendahnya tingkat teknologi di Indonesia, seperti
kurangnya kontribusi ilmu pengetahuan dan teknologi di sektor industri,
sinergi kebijakan masih lemah, dan sedikitnya jumlah ilmuwan di
Indonesia.
Berdasarkan data United Nation for Development Program (UNDP) pada tahun
2013, indeks pencapaian teknologi Indonesia berada pada urutan ke-60
dari 72 negara. Ukurannya berdasarkan kepada penciptaan teknologi yang
dilihat dari perolehan hak paten dan royalti atas karya dan penemuan
teknologi, difusi inovasi teknologi mutakhir yng diukur dari jumlah
pengguna internet dan besaran sumbangan ekspor teknologi terhadap barang
ekspor, difusi inovasi teknologi lama yang dilihat dari jumlah pengguna
telepon dan pemakai listrik, tingkat pendidikan penduduk berdasarkan
rata-rata lama sekolah penduduk usia 15 tahun ke atas, dan angka
partisipasi kasr penduduk yang menempuh pendidikan tinggi di bidang
iptek.
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/vanessams/perkembangan-teknologi-di-indonesia_55547634b67e615e14ba545b
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/vanessams/perkembangan-teknologi-di-indonesia_55547634b67e615e14ba545b
Pada
zaman sekarang ini, perkembangan teknologi semakin luar biasa. Sudah banyak
ditemukan barang-barang elektronik yang semakin kesini bertambah tinggi
tingkatannya. Dengan semakin berkembangnya teknologi, maka dampak atau
pengaruhnya terhadap kehidupan manusia juga semakin besar. Teknologi akan
membawa banyak dampak positif apabila digunakan dalam hal positif pula. Sebaliknya
akan membawa dampak yang buruk apabila tidak digunakan sesuai dengan fungsinya.
Teknologi dapat merubah sesuatu yang
belum tentu dapat dilakukan menjadi sebuah kenyataan. Misalnya, kalau dahulu
orang tidak dapat berbicara dengan orang lain yang berada di suatu tempat yang
berjarak jauh, maka setelah adanya telepon orang dapat berbicara tanpa batas
dan jarak waktu. Ditambah lagi dengan
adanya smartphone yang sekarang lagi marak-maraknya dengan berbagai macam fitur
yang disediakan semakin mempermudah seseorang untuk berkomunikasi.
Penemuan awal dimulai dari telepon,
yang berbasis analog, maju dan berkembang terus hingga muncul berbagai
perangkat elektronik lainnya. Hingga akhirnya teknologi ini berintegrasi satu
dengan yang lain. Teknologi komunikasi yang telah ada merupakan sebuah jawaban
dari adanya perkembangan zaman. Hal ini terjadi karena semakin berkembang maju
sebuah peradaban manusia maka teknologi pun akan terus mengalami perkembangan untuk
menyelaraskan pola peradaban manusia. Di lain pihak suatu kebijaksanaan ‘pintu
yang lama sekali terbuka’ terhadap arus teknologi asing, terutama dalam bentuk
penanaman modal asing (PMA), justru menghambat kemandirian yang lebih besar
dalam proses pengembangan kemampuan teknologi negara berkembang karena
ketergantungan yang terlampau besar pada pihak investor asing, karena merekalah
yang melakukan segala upaya teknologi yang sulit dan rumit.
Hal ini disanggah pula oleh mantan Menteri dan
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Armida Alisjahbana, bahwa kemajuan
teknologi di Indonesia masih rendah. Ada beberapa indikator yang membuktikan
rendahnya tingkat teknologi di Indonesia, seperti kurangnya kontribusi ilmu pengetahuan
dan teknologi di sektor industri, Sinergi kebijakan masih lemah, dan sedikitnya
jumlah ilmuwan di Indonesia. Berdasarkan data United Nation for Development
Program (UNDP) pada tahun 2013, indeks pencapaian teknologi Indonesia berada pada urutan ke-60
dari 72 negara. Ukurannya berdasarkan kepada penciptaan teknologi yang dilihat
dari perolehan hak paten dan royalti atas karya dan penemuan teknologi, difusi
inovasi teknologi mutakhir yng diukur dari jumlah pengguna internet dan besaran
sumbangan ekspor teknologi terhadap barang ekspor, difusi inovasi teknologi
lama yang dilihat dari jumlah pengguna telepon dan pemakai listrik, tingkat
pendidikan penduduk berdasarkan rata-rata lama sekolah penduduk usia 15 tahun
ke atas, dan angka partisipasi penduduk yang menempuh pendidikan tinggi di
bidang iptek. Indonesia lebih banyak mengimpor barang elektronik dari luar
negeri dibandingkan dengan menggunakan barang local. Sehingga kemajuan
teknologi juga membawa pengaruh negatif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar